Memasarkan Pariwisata Lewat Fotografi

Biasanya, hal yang berurusan dengan pemasaran yang terkait langsung dengan dunia pariwisata dewasa ini semakin gencar memaksimalkan strategi pemasaran digital (Digital Marketing) . Namun menjadi sulit rasanya jika berbicara dunia pemasaran online tanpa berbicara fotografi. Hal ini disebabkan karena pentingnya fotografi itu sendiri untuk mendukung daya tarik para wisatawan dalam mengunjungi destinasi wisata maupun berbagai penawaran pariwisata lainnya.

Ancaman Sampah Plastik Terhadap Pariwisata Bahari

Jika berbicara mengenai terminologi sebuah ancaman, yang hadir dalam benak saya adalah sesuatu yang negatif dan bersifat merugikan. Begitu juga mengenai keberadaan sampah plastik dalam kontribusinya yang merusak lingkungan alam serta mengurangi nilai estetika suatu pariwisata yang berada di kawasan pesisir (bahari).

Dampak negatif sampah plastik terhadap pariwisata bahari

Salah satu definisi pariwisata bahari sendiri adalah merujuk pada kegiatan rekreasi dimana aktifitasnya berlokasi di tempat yang berhubungan dengan kawasan laut yang meliputi pantai dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Hal ini termasuk bagian dalam laut itu sendiri dan seputaran pantai (wilayah permukaan).

Karena jenis pariwisata ini sangatlah mengandalkan keindahan pemandangan alam dan potensi dunia bawah laut, maka menjadi penting bahwa keberadaan sampah plastik dianggap sebagai ancaman yang serius karena dapat merusak berbagai berkah dunia perairan laut kita serta pengembangan pariwisata bahari yang sudah ada.

Sederhananya, jika misalnya sebuah pantai dipenuhi dengan berbagai sampah plastik, siapa juga yang akan tertarik menuju destinasi tersebut untuk menikmati alam?

Disisi lain, sampah plastik sudah menjadi ancaman yang dapat berkontribusi terhadap rusaknya dunia perairan termasuk menjadi ancaman bagi berbagai hewan laut yang ada.

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia bahkan sempat dihebohkan oleh meninggalnya seekor paus yang ditemukan di wilayah perairan Wakatobi. Ketika perut hewan mamalia tersebut dibuka, hal yang mengejutkan adalah ditemukan cukup banyak dan beragam sampah plastik mulai dari kantong, botol, plastik keras, hingga sandal, karung nilon dan tali rafia.

Satu hal yang patut kita sadari dengan adanya kejadian ini adalah bahwa sampah plastik yang terbuang secara sembarangan dan dihasilkan oleh manusia justru "dibersihkan" oleh hewan-hewan laut yang sudah seharusnya kita lindungi.

Iya, benar: Harus Kita Lindungi!

Dilindungi bukan hanya karena perintah aturan pemerintah namun pada dasarnya untuk menjaga keseimbangan alam yang ada di laut karena hal itu juga akan menguntungkan manusia itu sendiri. Ketika wilayah perairan dan segala makhluk hidup didalamnya dapat hidup dengan baik, maka manusia juga akan semakin berkelimpahan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.

Sepertinya, dengan adanya kejadian tersebut kita sudah seharusnya lebih mengedepankan simbiosis mutualisme dimana ketika habitat makhluk hidup di laut bisa dijaga dengan baik, maka hal tersebut juga akan membawa keuntungan bagi kita semua.

Bagi beberapa diantara kita, mungkin paus akan menjadi makhluk yang terlihat menyeramkan karena ukurannya. Namun ada hal yang justru lebih menyeramkan dari itu yaitu ketika paus sudah tidak terlihat lagi di laut (punah).

Terkait hal ini, hal mencengangkan lainnya yang sangat perlu kita sadari bersama adalah sampah plastik itu sendiri termasuk jenis sampah yang sangat sulit diuraikan di alam. Bahkan bungkus Indomie yang kita konsumsi bisa terurai namun dalam jangka waktu hingga ratusan tahun.

Sekarang, berapa banyak sampah plastik yang kita gunakan dalam sehari? Kalikan dengan umur anda dan cobalah untuk menghitung secara sederhana kira-kira akan berapa ratus tahun alam bisa menguraikan sampah tersebut? Ribuan tahun ya? Bahkan ketika kita tidak lagi di dunia ini, dampak sampah plastik yang kita hasilkan masih akan mengahntui sebuah kehidupan.

Dalam kaitannya dengan dunia pariwisata, keberadaan sampah plastik juga akan semakin mengurangi daya tarik suatu destinasi. Wilayah yang terkenal dengan sampah plastik perairannya bukanlah prestasi bahkan menjadi hal yang memalukan. Pariwisata bahari yang akan dikembangkan pun akan semakin sulit untuk dijadikan sebagai sektor unggulan bagi wilayah pesisir karena akan lebih besar ruginya bagi wisatawan ketimbang keuntungannya.

Hal tersebut juga akan menyulitkan masyarakat nelayan yang menggantungkan sumber pencariannya dari hasil laut sehingga akan berimbas pada pemenuhan kebutuhan manusia akan hasil laut menjadi semakin berkurang pula.

Artinya apa? Sampah plastik yang kita hasilkan dan dibuang secara sembarangan justru menjadi ancaman bagi kita sendiri. Seolah seperti karma dimana apa yang kita buang, dalam waktu tertentu akan kita rasakan juga.

Komentar