Ada yang menarik kenapa paket wisata antar-pulau yang ada di Indonesia harus diadakan dan dikembangkan, yaitu karena secara geografis wilayah Indonesia sendiri yang terdiri dari ribuan pulau hingga disebut sebagai negara kepulauan yang bahkan salah satu yang terkenal di seluruh dunia. Menariknya lagi, paket wisata tersebut juga sudah seharusnya
menyasar masyarakat lokal sendiri.
Sudah sejak lama, berbagai paket wisata yang ada di Indonesia, selalunya menyasar pasar yang lebih besar. Jika bukan untuk para wisatawan asing (bule), maka target utama lainnya adalah mereka yang berdomisili di kota-kota besar seperti di daratan Jawa, Ibukota negara dan sebagainya.
Bukannya apa-apa, kebanyakan wisatawan dengan kemampuan finasial yang sangat banyak memang kerap tinggal di daerah perkotaan dan negara lain dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula.
Disisi lain, pola berwisata wisatawan sudah bergeser sejak bertahun-tahun silam dimana hiruk pikuk perkotaan sudah mulai perlahan ditinggalkan dan mencari destinasi baru dengan segala kemewahan dalam kesunyiannya.
Daerah pedesaan hingga pulau-pulau terpencil pun menjadi sasaran utama para pelancong untuk menghabiskan masa liburannya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan yang membutuhkan perjalanan hingga berhari-hari dengan biaya yang cukup tinggi pun bukan lagi menjadi persoalan bagi para pelesir kaya raya.
Sayangnya, fokus utama pasar wisata selalunya pada mereka yang berkantong tebal hingga lupa bahwa masyarakat lokal yang berada di lokasi wisata pun seolah tidak dianggap sebagai konsumen. Kalaupun terlibat, mereka biasa dianggap dan dikembangkan sebagai pelaku bisnis wisata. Itupun yang kecil-kecilan saja karena adanya kekurangan akses pada modal.
Dan jika mereka akan menjadi wisatawan pun, layanan yang akan dirasakan biasanya juga dengan harga yang dipertimbangkan sesuai dengan isi kantong mereka.
Namun, ada hal yang menurut saya sedikit dilupakan dalam memanfaatkan potensi wisata dimana masyarakat lokal sebagai salah satu pasar utamanya memungkinkan untuk dijadikan sebagai peluang wisata baru yaitu menghadirkan paket wisata antar pulau dimana tidak hanya para pelancong berkantong tebal saja yang mampu menggunakan layanan tersebut, namun juga masyarakat lokal yang ada di suatu destinasi.
Karena faktanya, kita semua butuh untuk menikmati liburan. Termasuk masyarakat lokal sendiri.
Kembali pada kondisi wilayah geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, terkadang jarak antara pulau yang satu dengan yang lainnya banyak yang bisa dijangkau dengan hanya meluangkan waktu sekitar setengah jam atau 1 jam menggunakan
speed boat. Bahkan banyak yang bisa diakses dalam waktu lebih cepat dari itu.
Sayangnya, kalaupun terdapat transportasi antar-pulau, fokus utamanya adalah mengangkut penumpang dan barang yang tujuan utamanya tidak ada sama sekali dengan
pengembangan pariwisata.
Sebagai contoh, PNS A akan berangkan dari pulau 1 menuju pulau 2 (pusat kota/kabupaten) karena ada urusan pemerintahan yang harus diselesaikan. Kalaupun ia melakukan perjalanan wisata di pulau 2, hal itu bukanlah tujuan utamanya. Ia hanya memanfaatkan waktu saja ketika berada disana dengan mengunjungi salah satu atau 2 lokasi wisata. Namun tujuan utamanya adalah urusan pemerintahan tadi.
Sekarang, transportasi yang digunakan si A tersebut tentu sudah memiliki jadwal keberangkatan agar tetap teratur karena masih ada
speed boat lainnya yang juga menawarkan layanan yang sama. Dalam seminggu, terdapat beberapa hari dimana kapal tersebut tidak beroperasi karena menunggu antrian jadwal keberangkatan.
Daripada
nganggur, kenapa transportasi yang sudah ada ini tidak dimanfaatkan untuk membuka atau melayani wisatawan lokal saja menuju pulau lain dengan tujuan berwisata bukan sekedar mengangkut penumpang dan barang sebagaimana awalnya?
Hal ini dikarenakan hak masyarakat lokal itu sendiri yang juga butuh liburan. Bagaimana jika ada anak sekolah, pemuda dan pemudi yang ingin katakanlah bakar-bakar ikan dan piknik ke pulau terdekat namun menyewa
(charter speed boat) justru terlampau kemahalan?
Maka salah satu solusi yang memungkinkan adalah membuka tujuan pelabuhan baru ke pulau yang sebelumnya tidak terjamah tersebut. Agar masyarakat lokal semakin mudah untuk mengaskes pulau lain dengan tujuan untuk berlibur, begitu juga dengan wisatawan berdompet tebal lainnya yang mungkin tertarik untuk melakukan hal yang sama.
Saya yakin banyak masyarakat akan menyambut baik paket wisata antar pulau ini, karena setidaknya biayanya tidak akan semahal menyewa kapal itu sendiri. Apalagi jika sudah ada jadwalnya sendiri, maka masyarakat akan semakin dimudahkan untuk berlibur bahkan akan menjadikannya agenda rutin setiap minggu atau bulannya.
Dengan begini, tidak ada alasan bahwa masyarakat lokal tidak bisa menjadi pangsa pasar utama dunia pariwisata itu sendiri. Karena hal ini juga akan membuka peluang destinasi baru baik untuk masyarakat lokal maupun wisatawan lainnya yang dari luar daerah hingga luar negeri.
Yang menjadi pekerjaan utamanya adalah bagaimana bisa membuka peluang ini. Bagaimana agar pemilik dan pengelola kapal mau membuka diri akan peluang bisnis ini. Karena ketika layanan wisata itu akan ada, maka konsumen pun akan secara perlahan berdatangan. Apalagi jika dipromosikan dengan baik.
Dan sudah seharusnya kita terutama pemerintah itu sendiri membuka diri untuk pemenuhan kebutuhan berwisata bagi masyarakatnya. Bukan hanya sekedar menarget wisatawan asing karena paket wisata antar-pulau ini pun sangat potensial untuk digarap dengan pasar lokal sebagai konsumen utamanya.
Satu hal lagi yang sangat mendukung paket wisata antar-pulau ini yaitu kapal-kapal nelayan bisa lebih ditingkatkan lagi pemanfaatannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan, para nelayan akan menjadi penyedia transportasi utama untuk bergeser antar-pulau.
Komentar
Posting Komentar